Anak Lelaki Yang Menangis
Untuk pertama kali saya bilang pada orang lain secara langsung "Cowok nangis itu berarti lembut hatinya", ketika salah satu murid saya menangis di kelas saking sedih dan tidak bisa menahan emosinya. Saya membatin melihat kejadian itu, lantaran murid yang lain malah menyuruhnya untuk berhenti menangis. Bahkan ada yang bilang bahwa seorang guru yang mengajar di kelas itu sebelumnya sempat menyuruh anak laki-laki disana untuk tidak menangis karena baginya laki-laki yang menangis adalah banci.
Terus terang saja, beberapa orang menutup diri atau menahan air mata ketika mereka mencoba mengungkapkan perasaan mereka. Sebagian bilang itu sikap gentleman, sikap bahwa ia kuat karena ketegarannya. Tapi arti tegar bukanlah demikian. Menangis adalah respon alami tubuh, sama seperti buang air besar yang menjadi cara untuk mengeluarkan hal tidak berguna dalam tubuh. Menangis berarti mekanisme kita untuk melepaskan kesedihan maupun amarah akibat peristiwa menyakitkan. Kalau ditahan, justru jadi luka, bahkan bisa menahun. Jadi tidak ada yang salah dengan menangis. Saya malah berpikir ulang, ketika orang menahan diri untuk menangis, sebenarnya mereka sedang dihukum karena memiliki perasaan tapi diabaikan sama sekali bukan? Bahkan dengan orang-orang yang aman pun mereka kewalahan.
Saya tidak dididik dalam keluarga yang permisive dalam urusan menangis. Orangtua saya termasuk orangtua yang mengajarkan anaknya untuk menahan diri saat ingin mengeluarkan air mata dimuka umum. Sehingga saya terbiasa mengasingkan diri di kamar, masjid, atau kamar mandi untuk sekedar menumpahkan air mata. Tapi semakin dewasa, semakin saya merasa ada hal yang berbeda. Ada perbedaan antara 'menyuruh orang jangan menangis' dengan 'meminta orang menangis secukupnya'
Orang yang sering mendapat larangan menangis terus menerus akan kebingungan mengenali perasaan. Sehingga ada satu waktu dimana ia ingin sekali menangis tapi tidak tahu sebabnya apa. Ada satu waktu ia merasa sedih, tapi ingatannya selalu mengatakan untuk jangan menangis, sehingga dengan cepat ia beralih ke aktivitas lain, dan inilah yang menyebabkan 'perasaan hampa' di kemudian hari, karena masih ada kesedihan yang mengendap. Sebaliknya, orang yang terbiasa dibiarkan menangis secukupnya punya sistem dalam tubuh untuk membedakan perasaan sesuai situasi. Sehingga kesedihannya tidak berangsur-angsur.
Sebagai seorang anak yang sering menangis di tempat sepi, saya memilih membiarkan orang lain memangis di tempat apapun yang ia suka. Siapapun boleh menangis selagi tidak mengganggu orang lain, toh ia sedang menyesuaikan diri, ia ingin dipahami, dan hidup tidak selalu dimaksudkan untuk berjalan optimal. Ada kalanya orang merasa tidak baik, ingin menyendiri dan menikmati masa berduka. Justru orang-orang yang mentah menolak tangisan adalah orang yang lupa bahwa hidup ini bukan surga, hidup ini tidak sempurna, dan manusia bersifat musiman.
Mari kita melihat jauh ke belakang tentang kisah peterpan yang ditulis oleh James M. Barrie dan tayang di London tahun 1904. Ia diperlihatkan sebagai anak yang memiliki kepribadian sangat karismatik, berani dan riang. Tapi disisi lain, ia kehilangan bayangannya sendiri. Peter memang berani ketika menertawakan kapten Hook lalu mengejeknya, tapi dia tidak cukup berani menghadapi kehidupan dan kedewasaan dunia nyata. Ia punya masalah dalam penerimaan diri. Sama seperti orang yang tidak mau menerima kalau dirinya ingin menangis.
Ya Allah, sistem saraf yang kau buat begitu bijaksana. Ia merasakan dan merespon semua yang kami alami. Kalau kami mencoba melawannya, justru itu menjadi akumulasi yang akan menyerang balik tubuh kami. Saya sungguh berharap pada orang-orang yang masih mengejek lelaki ketika mereka menangis untuk kembali ke tubuhnya masing-masing. Rasakan bagian tubuh mereka, karena ekspektasi yang tidak realistis untuk enggan menangis hanya akan merusak proses penyembuhan. Jadi.. menangislah saat kamu ingin menangis.
Komentar
Posting Komentar