Menuju Jalan Pulang
Cynthia Occelli menulis, "supaya sebulir benih dapat mencapai potensi terbesarnya, ia benar-benar harus dibongkar habis-habisan. Cangkangnya retak, bagian dalamnya menjulur keluar, dan semuanya berubah."
Bagi orang yang tidak memahami pertumbuhan, ini akan terlihat sebagai kehancuran total. Tapi bagi mereka yang memiliki resiliensi, ini adalah sarana pelatihan.
Kita semua mengharapkan jalan hidup yang mudah tanpa harus kesakitan. Tapi kita juga lupa dengan prinsip; bahwa ketika kamu meminta pelatih membuatmu kuat, dia tidak akan membiarkanmu duduk santai di sofa. Dia tidak membuatmu nyaman, justru dia menambah beban dan lebih banyak kesulitan untuk memperkuat fisikmu.
Disinilah kita, aku, kamu, siapapun yang tengah berada dalam perjalanan kembali ke rumah.
Tuhan adalah pelatih pribadi, dan hidup adalah pusat kebugarannya. Katakan kepada-Nya, bahwa kamu masih berusaha. Minta pada-Nya agar usahamu dipermudah. Pelatihan memang terkadang menyakitkan.. Kita tahu Siti Hajar tidak berlari satu kali. Dia tidak melihat "hasil" pada awalnya, dia berlari antara Shafa dan Marwah sebanyak 7x, dan baru melihat hasilnya setelah lari yang ke-7. Kenapa? Apa lari di 6x pertama sia-sia? Bukan, karena Allah ingin mengajari kita bahwa proses adalah ibadah, bukan hasilnya.
Saya tidak tau pelatihan macam apa yang sedang kamu hadapi sekarang. Yang saya tahu semua orang sedang berada dalam arenanya masing-masing, begitupun saya. がんばって!
Komentar
Posting Komentar